Sejarah Sekolah

Yayasan Mutiara Hati Pertiwi (selanjutnya disebut sebagai ‘Yayasan’) adalah Yayasan sosial yang menyelenggarakan Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Jakarta. PKBM adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan dan berada di bawah pengawasan dan bimbingan dari Dinas Pendidikan dan Budaya DKI Jakarta.

Yayasan ini secara resmi disahkan oleh Akta Pendirian Nomor 131 tanggal 20 Oktober 2016 namun sudah beroperasi sejak 17 Juli 2005. Sebelum resmi menjadi Yayasan, kegiatan PKBM ini dikenal dengan nama ‘sekolah kolong jembatan’ dan dikelola oleh para relawan. Sejak awal beroperasi PKBM Mutiara Hati Pertiwi menyediakan kesempatan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, anak jalanan dan pemulung. Lokasi awal sekolah kami di bawah jembatan layang digusur oleh pemerintah dan sekarang kegiatan PKBM dipindahkan ke tempat baru yang sebelumnya kami sewa per tahun dan akhirnya menjadi HGB Yayasan kami sejak 2019 sebagian atas dukungan dari program Yayasan Amil BRI beralamat di Jl. Tanah Tinggi III No. 42, Johar Baru, DKI Jakarta.

Yayasan ini didirikan dengan berlandaskan filosofi bahwa pendidikan adalah hak seluruh warga negara, sehingga pemerintah wajib menyediakan sarana dan fasilitas pendidikan yang memadai dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, Yayasan Mutiara Hati Pertiwi bermaksud untuk membantu menyukseskan program pemerintah dengan menyediakan sarana dan fasilitas pendidikan gratis bagi anak-anak usia sekolah dan putus sekolah khususnya kaum dhuafa.

Orang tua peserta didik PKBM Yayasan kebanyakan berasal dari pekerja sektor informal seperti pemulung, pedagang barang bekas (besi tua, kardus, plastik), buruh bangunan, penjual keliling dan tukang parkir. Beberapa lainnya adalah buruh pabrik. Jumlah peserta didik Yayasan Mutiara Hati fluktuatif namun rata-rata per tahun mencapai lebih dari 200 orang, dari level PAUD sampai Paket C. Yayasan juga memberikan pelatihan keterampilan yang sekiranya diperlukan bagi peserta didik kami untuk masuk ke dunia kerja, seperti: tata busana, tata rias, border, tehnisi computer dan melukis. Lebih dari separuh peserta didik adalah anak perempuan dan perempuan.